Tampilkan postingan dengan label Fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiksi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 Mei 2020

Puteri Tiongkok: Episode 1, Sebuah Mimpi

Ceritanya malam kemarin dulu saya mimpi. Aneh saja tiba-tiba mimpi begitu. Not a nightmare by the way. 

Di sebuah pasar yang sangat tradisional, seorang gadis terlihat sedang berjalan bersama seorang bocah laki-laki.

Gadis itu memakai pakaian warna merah muda, rambutnya dikepang 1 di belakang, bak gadis bangsawan Cina zaman kerajaan dahulu kala. Ya mirip-mirip gadis-gadis di foto inilah. 
Puteri Huan Zhu

Sang gadis yang terus berjalan sambil melihat-lihat pemandangan sekitar, tanpa sadar bertabrakan dengan seorang pria. Penampilan pria itu kurang lebih sama seperti pria-pria pada foto di atas. 

Jumat, 28 Februari 2014

Kama Karma Kurma

Ash-shalaatu khairum-minan-nauum.
Sesungguhnya sholat itu lebih baik daripada tidur.

Terdengar dari kejauhan. Gaungnya merambat masuk menembus dinding bata kamar kosku. Sedang hujan yang sejak tadi malam mengucur belum juga reda. Malahan bertambah deras. Mungkin karena tidak berplafon, maka dinginnya bayu terasa sekali. Mungkin juga lantaran kesepian yang kurasa makin menjadi.

Segera ku meloncat ke wc, lantas berwudhu. Grrr. Dingin. Ah, tidak mengapa. Asal Tuhan tidak meninggalkanku. Lucu kukira. Sebab kutemui Ia saat ku kalut dan takut saja.

Selesai sembahyang Subuh, kujatuhkan tubuhku ke atas sajadah. Mukenah masih kupakai. Oh Tuhan! Baru lima hari. Lama sekali satu minggu itu. Lebih-lebih satu bulan. Saya takut. Tetap takut. Inikah yang disebut sebagai karma?

Tumbal karma. Ya. Boleh dibilang begitu. Akibat terlalu ramah. Buah murah senyum. Tersesat dalam nihilistik, kekosongan. Bahwa sesungguhnya saya telah mengalami kematian dalam segala hal. Pencarian akan arti kebebasanlah yang belakangan justru merantai ruang hidupku.

Teringat yang telah kuperbuat.

Ah, untuk apa menyesali? Toh semua sudah terlanjur.

Minggu, 30 Desember 2012

Ulasan Novel "Perahu Kertas"

Perahu Kertas adalah judul novel bergenre populer karya Dee (Dewi Lestari). Novel ini dipublikasikan dalam bentuk digital (WAP) pada tahun 2008, dan dibukukan pada tahun 2009 oleh penerbit Bentang Pustaka. Novel Perahu Kertas yang merupakan karya ke-6 Dee, kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2012.

Novel Perahu Kertas yang tebalnya 444 halaman, berkisah tentang idealisme, persahabatan, dan romansa percintaan dua remaja bernama Kugy dan Keenan. Kugy adalah seorang mahasiswi baru berkepribadian nyentrik yang bercita-cita menjadi penulis dongeng. Keenan adalah seorang mahasiswa baru berkepribadian dingin dan sangat senang melukis. 

Ilustrasi: bookoopedia.com

Sabtu, 18 Februari 2012

Ulasan Novel "Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh"

Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh adalah novel seri pertama Supernova karya Dee, panggilan akrab Dewi Lestari Simangunsong, seorang novelis, penyanyi, dan penulis lagu di Indonesia. Saat membacanya, saya tahu mengapa seorang teman mengatakan Dee adalah salah satu penulis cerdas negeri ini.

Novel setebal 231 halaman yang diterbitkan oleh penerbit Truedee Books di tahun 2001 ini, berkisah tentang sepasang kekasih bernama Ruben dan Dhimas. Ruben diceritakan sebagai seorang yang culun dan sangat senang membaca buku, sementara Dhimas adalah seorang yang kaya. 

Ilustrasi: shopee.co.id

Selasa, 07 Februari 2012

Ulasan Novel "Empress Orchid"

Empress Orchid adalah sebuah novel sejarah yang berlatar Kota Terlarang pada masa kejayaan Dinasti Ching. Novel yang didasari oleh riset mendalam penulisnya Anchee Min ini pertama kali terbit pada tahun 2004 dalam bahasa Inggris oleh penerbit Bloomsbury di Britania Raya. Edisi terjemahan Indonesianya diterbitkan oleh penerbit Mizan pada tahun 2008. 

Novel setebal 620 halaman ini, mengisahkan perjalanan hidup Kaisar Perempuan yang paling lama berkuasa di Cina, yaitu Tzu Shi Yehonala, sejak kecil, terangkat menjadi selir, upaya-upayanya dalam merebut hati Kaisar, melahirkan Putra Mahkota, sampai ketika Sang Kaisar meninggal diakibatkan depresi di masa Perang Candu dan Tsu Zhi alias Putri Yehonala harus mengambil alih kekuasaan untuk sementara waktu sampai Putra Mahkota cukup usia untuk menjadi Kaisar.

Ilustrasi: bacaan-indo.blogspot.com

Minggu, 29 Januari 2012

Ulasan Novel "Ronggeng Dukuh Paruk"

Ronggeng Dukuh Paruk adalah judul sebuah novel trilogi yang ditulis oleh penulis asli Banyumas bernama Ahmad Tohari. Trilogi pertama berjudul Ronggeng Dukuh Paruk terbit tahun 1982, dilanjutkan Lintang Kemukus di Dini Hari tahun 1984, dan Jentera Bianglala tahun 1985. 

Di tahun 2003, penebit Gramedia Pustaka Utama kembali menerbitkan trilogi ini dengan menggabungkan ke-3 seri menjadi satu dan diberi judul Ronggeng Dukuh Paruk. Sampai dengan tahun 2012, edisi tersebut sudah sembilan kali dicetak ulang. Dalam edisi tersebut penerbit memasukkan kembali beberapa bagian yang disensor di edisi sebelumnya. Ronggeng Dukuh Paruk juga telah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Jepang, Tionghoa, Jerman, Belanda, dan Inggris.

Novel edisi pertama pernah difilmkan pada tahun 1983 dengan judul Darah dan Mahkota Ronggeng dan Sang Penari pada tahun 2011. Film kedua yang dibintangi Prisia Nasution dan Oka Antara berhasil meraih sepuluh nomine Festival Film Indonesia tahun 2011 dan memenangkan empat Piala Citra.

Ilutrasi sampul depan novel: Gramedia

Postingan Populer