Buah Coppeng, Anggur Lokal yang Kian Langka

Bagi yang menikmati masa kanak-kanak di tahun 1990-an pasti tidak asing dengan buah jamblang. Di daerah Sulawesi Selatan buah ini lebih dikenal dengan nama buah Coppeng. Mungkin masih ada satu dua anak-anak generasi sekarang yang tahu.

Buah Coppeng berwarna ungu gelap dan berbentuk oval. Sepintas mirip buah anggur. Buah ini memiliki rasa manis pekat jika sudah masak betul. 

Ilustrasi: Wikipedia

Dulu, antara tahun 1996 - 1998, buah Coppeng masih sering dijajakan oleh pagandeng (bahasa Makassar: pedagang keliling) sayur atau di lapak-lapak pasar tradisional seharga Rp. 500,- perkantung plastik kresek kecil, pada musim-musim tertentu. 

Saat sekarang, buah Coppeng sudah sangat jarang dijual. November lalu, saya beruntung bisa menemukan buah ini di sebuah pasar tradisional seharga Rp. 5000,- sekantung plastik kresek kecil.

Buah Coppeng biasanya dimakan segar sebagaimana buah pada umumnya. Orang di daerah Sulawesi Selatan memiliki cara unik dan asyik untuk menyantap buah ini, yaitu mencampur buah Coppeng dengan sedikit garam dan gula, lalu digottang (bahasa Makassar: kocok) di dalam wadah (mangkuk) berpenutup atau sejenisnya. Dengan cara ini, rasa pekat dari buah Coppeng bisa sedikit berkurang. 

Usut punya usut, buah Coppeng ternyata memiliki segudang manfaat, antara lain mengandung vitamin A dan C yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan mencerahkan kulit, membantu mengurangi noda pada gigi, mencegah infeksi, membantu menurunkan gula darah, mencegah penyakit jantung, dan mengurangi resiko kanker.

Demikian dan semoga bermanfaat.