Orang-orang yang lahir di tahun 1980an pasti tidak asing dengan drama televisi lawas Mandarin berjudul Kembalinya Sang Pendekar Rajawali. Sebuah drama serial yang populer di tahun 1990an dan terkenal dengan tokoh utamanya Yoko dan Bibi Lung. Drama ini diadaptasi dari novel berjudul Sin Tiauw Hiap Lu (Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar) karya penulis Hongkong bernama Jin Young (Louis Cha) yang pertama kali terbit tahun 1959 di harian Ming Pao.
Novel tersebut merupakan sekuel kedua dan paling populer dari trilogi Rajawali. Cerita dalam novel ini mengambil latar masa keruntuhan Dinasti Song (960-1279) di pertengahan abad ke-13. Mengisahkan cerita legendaris Yoko (Yang Guo) sang pendekar berlengan satu dan Bibi Lung (Xiau Lung Nu) si gadis naga kecil. Sebuah romansa cinta terlarang antara seorang guru wanita yang berusia jauh lebih tua tapi cantik dan awet muda dengan murid lelakinya. Kisahnya diwarnai peristiwa sejarah peperangan Mongolia dan Dinasti Song, kisah kepahlawanan dan seni bela diri, pengorbanan, dan dendam. Di dalam cerita novel ini terkandung banyak pesan moral dan filosofi hidup.
Yoko, Bibi Lung, dan Rajawali Raksasa Ilustrasi: askara.co |
Kesuksesan novel tersebut mendorong beberapa perusahaan produksi Hongkong mengadaptasinya ke dalam layar lebar yang sukses di tahun 1960, 1982, dan 1983. Pada tahun 1976, CTV Hongkong mengangkatnya ke dalam serial televisi dan juga cukup sukses.
Yoko (Law Lok-lam) dan Bibi Lung (Lee Tong-ming), 1976 Ilustrasi: Wikipedia |
Tahun 1983 TVB Hongkong membuat kembali serial ini dengan Andy Lau berperan sebagai Yoko dan Idy Chan sebagai Bibi Lung, yang ternyata sangat booming. Begitu juga di Indonesia. Hanya saja waktu itu, orang masih menonton melalui kaset video yang dibeli.
Yoko (Andy Lau) dan Bibi Lung (Idy Chan), 1983 Ilustrasi: ragam-indonesia.com |
Ketika stasiun televisi swasta mulai bermunculan di tahun 1990an, Indosiar mengangkat serial Yoko dan Bibi Lung versi Andy Lau dan Idy Chan ke layar televisi Indonesia dengan di dubbing ke bahasa Indonesia, yang disambut baik oleh masyarakat. Serial ini sangat melegenda dan membekas di memori banyak orang, terbukti dari masih seringnya diputar ulang di televisi. Sampai-sampai anak-anak di Makassar era itu sering bermain suit-suitan (mengundi dengan jari) memakai lagu ini,
Hai Yoko, hai YokoBibi Lung kena racun, racunnya bunga cintaTa, tahun baru
Ru, rumah batuAda bunga tertutupAda bunga terbukaGuling-guling bambu
Kurang lebih begitu (sedikit bernostalgia 😅).
Karena banyak diminati, serial televisi ini berulangkali diadaptasi dan dibuat ulang di Hongkong, Taiwan, dan beberapa negara Asia lain seperti Singapura dan Jepang. Kembalinya Sang Pendekar Rajawali sudah 10 kali diremake, yaitu 1976, 1983, 1984, 1995, 1998, 2001, dan 2006, 2014, 2019, dan 2020. Yang pernah tayang di Indonesia setelah versi 1983 kalau tidak salah ialah versi 1995, 1998, 2006, 2014, dan 2020.
Yoko (Huang Xiaoming) dan Bibi Lung (Liu Yifei), 2006 Ilustrasi: twitter.com/gs_respati |
Di antara semua versi yang pernah tayang, rasa-rasanya hanya versi 1983 saja yang paling membekas di ingatan. Mungkin karena kualitas alur cerita dan kekuatan akting pemainnya. Padahal teknologi sinematika di jaman itu masih sangat terbatas dibanding saat ini. Versi 2006 juga lumayan, terutama karena tokoh Bibi Lung yang diperankan oleh Liu Yifei benar-benar cantik dan anggun. Walau bagaimanapun, serial Kembalinya Sang Pendekar Rajawali tetap di hati (1983 😊).
Wah, gue jadi inget masa kecil ane di pertengahan era 90an, apalagi ama film Yoko yang dulu tayang di Indosiar.
BalasHapus:)
Hapus